1. Asal Usul Bangsa Indonesia
Para sejararawan Barat berpendapat bahwa asal – usul bangsa Indonesia berasal dari daratan Asia (Fu Nam, Yunan, dsb). Mereka juga berpendapat, bahwa mamalia di Indonesia adalah perpindahan dari daratan Asia ( Sukmono, 1959 )
2. Dari temuan terakhir World Heritage 2005, ternyata jenis homo Erectus, ditemukan di kawasan Sangiran (Sragen – Jawa Tengah). Dari data yang ada 50 individu yang mengalami evolusi tidak kurang dari 1 juta tahun. Bahkan hasil penelitian dunia, baik yang dilakukan di Eropa, Afrika, Asia, Cina, bahkan terakhir di Iran, jumlahnya hanya sekitar 50 % dari yang ditemukan dan terkumpul di Sangiran dan di Jawa. Temuan di Sangiran mencapai 65 % sendiri dari temuan di Sumatera, Sulawesi, Nusa Tenggara, dsb
3. Dari kubah Sangiran, hasil penggalian terakhir terungkap bahwa penemuan manusia purba dan peralatannya, hewan purba, tumbuh – tumbuhan yang hidup masa itu, ditemukan tanpa putus dari 2 juta tahun yang lalu sampai 200.000 tahun yang lalu atau dari akhir Pliosen sampai akhir Plestosin. (World Heritage No. 593,2005)
4. Selanjutnya Sunandar yang melihat dari sudut religi berpendapat bahwa Tuhan adalah Maha Asih, Maha Murah, jadi bencana yang menimpa kubah Sangiran, tidak seluruh makhluk di sana tumpas, tetapi masih ada yang diselamatkan dan tetap hidup. Hal ini terbukti dengan cerita sejarah, legenda, dongeng, mitos, tentang Dewata Cengkar – Ajisaka, Ratu Baka – Era Mataram I, Raja – raja raksasa era Kediri Kuno, semua membuktikan bahwa itu sisa – sisa penduduk Sangiran dalam perkembangannya. Orang asing menggambarkan nenek moyang kita “raksasa“, para pendatang “ ksatria “
5. Dari pemahaman, ini menurut hemat saya :
a. Asal usul Bangsa Indonesia berasal dari Jawa ( Sangiran )
b. Tidak dipungkiri, bahkan karena kondisi Asia, maka pada 200.000 tahun yang lalu, banyak bangsa Asia yang hijrah ke Indonesia (Jawa) yang secara geologis masih bersambung (berhubungan). Jadi wajar kalau dalam pertemuan bangsa ada percampuran dengan Bangsa pendatang
6. Dengan demikian, teori agama dapat menjadi fenomena dan harus berhadapan dengan penemuan arkheologi, sebab penemuan fosil di Sangiran 2 juta tahun, sementara teori agama tidak lebih dari 200.000 tahun. Manusia tidak berasal dari satu tempat, tetapi dari berbagai tempat
B. Kekayaan Budaya
1. Di dunia Barat ada pemahaman yang perlu diluruskan, tentang pengertian “ logos “. Menurut konsep Yunani, semua “logos“ selalu berarti ganda. Yaitu “logos“ = nalar = logis = logika dan “logos“ = kata non nalar. “Logos“ sebagai “nalar“ = vernunft (Jerman), atau reason (Inggris), yang artinya kemampuan manusia mengungkapkan sesuatu seturut nalar. Bahkan dogmatika menganggap, bahwa yang tidak nalar itu bertentangan dengan hakikat Allah. Kekerasan hidup (agama) memprihatinkan ketika manusia tidak mampu nalar.
Sementara itu arti “logos“ = kata, atau Wort (Jerman), word (Inggris), mendapatkan tempat dalam kemampuan manusia membuka diri. Setiap manusia yang menggunakan “kata“ bertemu dengan manusia lain, yang lahir adalah “dialog“. Atas dasar pemahaman itu, maka yang benar arti “logos“ = nalar dan “logos“ = kata harus seiring dan sepaham.
Dengan demikian kalau pengertiannya hanya pada “logos = nalar“ dan memisahkan “logos = kata“, adalah rerupakan bentuk penghinaan pada semangat dialog. (Deshi Ramadhani, 2006)
2. Jadi kalau “logos” hanya diartikan “nalar“, yang muncul radikalisme, fanatisme, kekerasan, dan ketidak toleransi. Padahal kalau kita mengartikan “ logos “ = kata, pemahaman itu akan mengangkat tollere (Latin) dengan pihak lain, Logos = kata lebih bijak dari Logos = nalar.
Inilah sebenarnya fenomena yang ada pada saat ini. Hanya budaya Indonesia (Jawa) sajalah yang mampu angeskplanasikan “logos“ = nalar, ya “logos“ kata, secara terpadu, seiring, sehingga bangsa Indonesia terkenal mampu mengangkat martabat tollere ( toleransi )
Kita lihat kehadiran budaya asing seperti budaya India (Hindu dan Budha), Arab (Islam), Eropa (Kristen), dalam pola pemahaman Jawa tetap pada aras “nalar“ dan “kata“, sehingga di Indonesia (Jawa) tidak ada perang budaya (Agama)
3. Prinsip Bhinneka Tunggal Ika
Prinsip penerimaan Bangsa Imdonesia (Jawa) pada pemahaman “ logos “ dengan arti yang luas, yaitu “nalar dan kata“ seiring, dan seturut pemikiran bangsa.
Hal inilah yang telah mengantar kehidupan bangsa yang mengetengahkan harmonis, dan telah mengantar membuat taman Indonesia menjadi “ BHINNEKA TUNGGAL IKA, tan hana dharma mangrwa“ yaitu pola kehidupan yang selalu mementingkan dialog. Apabila bangsa Indonesia lepas dari pemahaman ini, yang lahir adalah kekerasan, pertentangan, permusuhan, demonstrasi, serta ketidak rukunan.
Prinsip perpaduan pemahaman “logos = nalar dan kata“ adalah yang mengantar prinsip bangsa bersatu. Sayang pada era global ternyata sekarang ini logos hanya diartikan nalar, akibatnya kita lihat suasana sekarang, kita semua prihatin
4. Era sekarang adalah era kontradiksi. Artinya, disatu pihak manusia bertahan sikap kolektivitas, di pihak lain manusia Indonesia sudah kejangkitan penyakit individualistis. Kita lihat peristiwa politik budaya, yang satu ingin “Seni untuk Seni“ yang lain seni adalah untuk masyarakatnya (bangsanya). Inilah fenomena yang harus direnungkan.
C. Perlu Pewarisan
1. Pahami prinsip hukum kebudayaan menurut Arnold Toynbee bahwa kehidupan berjalan dari lahir – tumbuh – dewasa – runtuh.
2. Dengan adanya hukum ini, maka kebudayaan harus diwariskan pada generasi penerus agar kebudayaan tidak punah. Untuk menyadarkan hal ini, perlu di ingat semboyan Tri Dharma R. M. Said (Mangkunagara I), yaitu Melu handarbeni, kudu hangrukebi, mulat sarira hangrasa wani.
3. Metode yang cukup ampuh “ Sumur nggoleki timba “
4. Prinsip utama untuk menatap masa depan
YSBJKANTHIL DOCUMEN
Hard Rock Hotel & Casino Hollywood, Lake Tahoe - MapyRO
BalasHapusGet directions, reviews and 과천 출장안마 information for Hard 양주 출장샵 Rock 포항 출장샵 Hotel & 의왕 출장마사지 Casino Hollywood in Lake Tahoe, including road conditions, 진주 출장안마 parking, parking meters and private